I'LL Teach You Marianne

"Join"



"Join"

0Selama pelajaran berlangsung Edward terlihat sangat tidak fokus, ia sangat gelisah saat mendengar apa yang sudah terjadi tadi pagi saat banyak mahasiswa lain yang memuji kecantikan Anne. Mendengar hal itu dada Edward terasa hampir meledak, ia ingin sekali menghampiri satu persatu pemuda yang membicarakan Anne dan membuat pelajaran pada mereka. Namun karena ini ada mata kuliah penting yang tak bisa ia tinggal akhirnya ia mencoba sabar untuk menunggu jam istirahat tiba, Isabel juga terlihat tak bersemangat sekali kali ini. Walau dia bukan dari jurusan musik namun karena hari ini ada mata kuliah yang sama dengan jurusannya akhirnya ia ikut kelas yang sama dengan Edward.      
0

"Ok hari ini kelas saya sudah selesai, kerjakan semua tugas yang tadi saya sudah berikan dan ingat harus dikumpulkan besok pagi jam delapan. Telat satu menit saya anggap tak mengerjakan dan jangan kaget kalau kalian mendapat nilai D," ucap nyonya Martha pelan saat mengakhiri kelasnya.     

"Baik Nyonya, kami mengerti," sahut semua mahasiswa di kelas fashion design kompak.     

"Bagus, kalau begitu sampai jumpa besok pagi." Nyonya Martha menjawab singkat perkataan para mahasiswanya sembari mengingatkan kembali batas pengumpulan tugas.      

Setelah berkata seperti itu nyonya Martha kemudian berjalan pelan meninggalkan ruang kelas Anne menuju ke ruang dosen, tak lama setelah nyonya Martha benar-benar sudah jauh dari ruang kelas semua mahasiswa yang ada di ruangan itu langsung menghela nafas panjang termasuk Linda yang duduk disebelah Anne. Ia bahkan sampai memegang dadanya karena jantungnya terasa sangat cepat sekali ketika sang dosen killer itu berbicara selama dua jam.     

"Anne…"     

"Hemm,"     

"Cubit aku, rasanya aku seperti sedang bermimpi ini Anne," pinta Linda lirih.     

Anne langsung menjalankan perintah yang diberikan oleh Linda, tanpa ragu ia mencubit lengan Linda. Linda pun langsung berteriak dengan keras saat Anne mencubitnya.      

"Anne sakiiitttt!!!" Protes Linda kesal.     

"Lho, bukankah kau sendiri yang minta? Jadi bukan salahku," ucap Anne pelan tanpa rasa bersalah.     

"Bukan salahmu apanya, kau mencubitku dengan sangat keras Anne. Awas saja kalau berbekas ya," sengit Linda menggerutu sambil meraba-raba lengannya yang dicubit Anne.     

"Hentikan aktingmu Linda, berlebihan dan tidak natural," sahut Anne singkat sambil meminum susu yang ia beli sebelumnya di kantin setelah memberikan satu porsi untuk Linda.     

"Siapa yang berakting, dasar menyebalkan. Oh ya pesanan calon pengantin itu sudah kau…"     

"Aman, tadi pagi aku diantar Paul ke tempat acara,"jawab Anne pelan memotong perkataan Linda.     

Linda mengangguk kan kepalanya perlahan mendengar perkataan Anne, ia lalu ikut menikmati susu yang diberikan oleh Anne sebelumnya. Tak lama kemudian masuklah profesor Gilbert, Anne dan Linda langsung menyimpan kotak susu mereka ke dalam tas.      

"Kumpulkan semua tugas yang kemarin saya berikan," ucap profesor Gilbert pelan begitu berdiri di depan kelas.     

"Baik Prof," sahut semua mahasiswa.      

Tak lama kemudian nampak Vince sang ketua kelas mulai mengumpulkan tugas para mahasiswa lainnya, ia berjalan menghampiri satu persatu ke meja masing-masing siswa yang lain untuk mengumpulkan tugas.      

"Terima kasih Vince," ucap Anne pelan.     

"Sama-sama Anne," sahut Vince singkat dengan senyum tersungging saat menerima paper milik Anne, Anne adalah satu-satunya mahasiswa yang mengucapkan terima kasih kepadanya dan hal ini membuatnya senang.     

Linda yang sedang sibuk membuka laptopnya tak menyadari kalau ada Vince didepannya, melihat Linda membuat Vince menunggu membuat Anne gemas. Tanpa bicara Anne lalu mengangkat laptop yang sedang di pegang oleh Linda dan meraih paper milik Linda yang ada di bawah laptop.      

"Linda,"      

"Akh iya, ini milikku Vince," ucap Linda dengan cepat sembari memberikan papernya pada Vince yang masih berdiri dihadapannya.     

"Linda…"     

"Iya Anne, aku sudah memberikan tugasku pada Vince. Apa lagi?"tanya Linda bingung saat melihat Anne masih terlihat marah padanya.     

Melihat Linda tak mengerti dengan isyaratnya membuat Anne menghela nafas panjang.      

"Terima kasih dan maaf membuatmu menunggu lama Vince," ucap Anne pelan sambil menatap Vince penuh sesal.     

"Ti-tidak Anne, tidak apa-apa. Ya sudah aku kemeja yang lain ya," jawab Vince tergagap.     

"Ok," sahut Anne singkat.     

Begitu Vince pergi Anne kembali mencubit lengan Linda dengan gemas.     

"Sakit Anne," sengit Linda kesakitan.     

"Biasakan ucapkan maaf, terima kasih dan tolong Linda. Saat ada orang yang membantumu ucapkan terima kasih, ketika secara tak sengaja kau membuat orang tak nyaman ucapkan maaf dan ketika meminta bantuan katakan tolong. Dengan ketiga kata itu kau akan membuat orang segan padamu Linda," ucap Anne dingin dengan nada meninggi sambil menatap Linda tanpa berkedip.     

Linda yang belum mengerti dengan arah perkataan Anne hanya bisa diam beberapa saat, namun tak lama kemudian ia akhirnya tersadar apa yang sudah membuat Anne marah kepada dirinya.      

"Maaf Anne, tadi aku sedang membuka laptop dan tak menyadari kedatangan Vince," sahut Linda dengan cepat mencoba untuk memberi alasan.     

"Jangan dibiasakan Linda, kau tentu tak mau kan diacuhkan seperti Vince tadi?"tanya Anne ketus.     

Linda hanya tertawa tanpa suara sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal ketika menyadari kesalahannya, sementara itu Anne nampak menggelengkan kepalanya perlahan melihat tingkah Linda. Setelah Vince selesai mengumpulkan tugas tak lama kemudian profesor Gilbert pun mulai memberikan pelajaran, semua mahasiswa pun langsung fokus ke arah sang profesor termasuk Anne dan Linda yang sudah berbaikan pasca bertengkar kecil.     

"Jadi begini anak-anak, seperti yang kalian sudah ketahui sebelumnya bahwa kampus ini sudah bekerjasama dengan perusahaan Ganke Inc production. Maka dari itu pihak kampus memberikan tugas pada kalian para mahasiswa fashion design untuk membuat design terbaik untuk pakaian para pemain film animasi yang akan diproduksi perusahaan besar itu tahun ini," ucap profesor Gilbert pelan.     

"Apa maksud anda Prof?" tanya seorang mahasiswa yang duduk di bangku paling depan penasaran.     

"Iya prof, apa maksudnya kami tak mengerti." imbuh mahasiswa lainnya.     

"Betul Prof, tolong beri penjelasan yang lengkap. Jangan sepotong seperti ini," sahut yang lain ikut bicara.     

"Ok tenang-tenang, jangan bicara lagi. Aku akan menjelaskan lebih detail lagi jadi dengarkan baik-baik," ucap profesor Gilbert kembali sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.     

Suasana kelas yang hening mendadak ramai setelah Profesor Gilbert menyelesaikan penjelasannya tentang kerjasama antara kampus dengan perusahaan Ganke inc production, Mereka terlihat sangat antusias sekali ketika mendengar keuntungan yang akan didapat oleh mereka saat berhasil memberikan karya terbaiknya untuk perusahaan animasi itu.      

Hanya Anne satu-satunya mahasiswa yang biasa saja, ia bahkan terlihat sangat tidak tertarik. Padahal keuntungan yang didapat ketika berhasil sign kontrak dengan perusahaan itu sangat besar dan menguntungkan.     

"Anne kenapa diam saja, apa kau tak ingin ikut mendaftar?"tanya Linda pelan.     

"A-aku tak…"     

Deg     

Tiba-tiba raut wajah Anne berubah seketika saat ia mengingat perkataan Jack tadi malam, "Kalau kau ingin membuat mereka hancur dengan perlahan, buatlah mereka saling melukai satu sama lain tanpa harus mengotori tanganmu Anne."     

Linda yang tak mengerti dengan perubahan ekspresi Anne langsung melambaikan tangannya berkali-kali di depan wajah Anne.     

"Anne, kau kenapa? Kenapa tiba-tiba diam dan tersenyum mengerikan seperti itu?"tanya Linda heran.     

"Aku berubah pikiran Linda, aku ikut mendaftar. Aku harus bisa tanda tangan kontrak dengan tuan Leonardo Ganke," jawab Anne lirih dengan senyum penuh arti tersungging di bibirnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.